Revitalisasi Sungai Citarum Perlu Perhatikan Kesejahteraan Warga Sekitar DAS
BANDUNG, (PR).- Satuan Tugas (Satgas) Citarum Harum menemukan salah satu tantangan yang dihadapi dalam merevitalisasi dan merestorasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum adalah terkait kesejahteraan masyarakat yang berada di sekitar sungai. Tidak jarang upaya perbaikan yang dilakukan terbentur dengan alasan tersebut.
Wakil Ketua Satgas Citarum Harum Sarmidi mengatakan political will dari pemerintah untuk mengembalikan kondisi Citarum luar biasa. Hanya dari kondisi di lapangan, ada sejumlah tantangan yang dihadapi. Salah satunya terkait dengan kesejahteraan masyarakat yang cukup sering dikonflikkan dengan upaya perbaikan yang dilakukan.
“Ada tiga tantangan yang dihadapi oleh Satgas Citarum Harum ialah kita untuk merevitalisasi Citarum tapi di bawahnya terkait dengan urusan kesejahteraan masyarakat. Ini urusan perut. Bagaimana kita konsisten mengatasi masalah lingkungan tapi dihadapkan sama urusan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya saat memberikan sambutan Kick Off Program Revitalisasi dan Rehabilitasi Sungai Citarum sebagai Sumber Kehidupan Berkelanjutan, di Bandung, Selasa 19 November 2019.
Program Revitalisasi dan Rehabilitasi Sungai Citarum sebagai Sumber Kehidupan Berkelanjutan digagas oleh PT Bank HSBC Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan KEHATI dengan Green Initiative Foundation (GIF). Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap Program Citarum Harum.
Oleh karena itu untuk mendorong percepatan pemulihan kondisi kualitas air Citarum, menurutnya, diperlukan pemahaman yang sama bahwa perbaikan Citarum dilakukan untuk kebaikan bersama dan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Apalagi, begitu banyak dimensi yang harus diperhatikan dalam proses memperbaiki kualitas Citarum.
Melihat adanya tantangan tersebut, Direktur Eksekutif Yayasan KEHATI Riki Frindos mengatakan perbaikan kondisi fisik Sungai Citarum tidak perlu dipertentangkan dengan kesejahteraan masyarakat. Alasannya, kelestarian lingkungan dan kesejahteraan merupakan dua hal yang saling berkaitan dan menguatkan karena jika lingkungan rusak maka kesejahteraan masyarakat pun akan rusak.
“Tidak ada sama sekali pertentangan antara lingkungan dengan ekonomi, antara kualitas Citarum dengan kesejahteraan masyarakat. Itu harus jalan. Kita harus melakukan secara adil ketika memanfaatkan sumber daya alam yang dianugerahkan Tuhan, bahwa kita tidak memberikan beban kepada masyarakat lain,” ujarnya.
Citarum, lanjut Riki, merupakan sumber daya alam yang melimpah karena banyak kehidupan bisa tumbuh karena keberadaannya. Namun, saat ini pencemaran DAS Citarum sangat berlebihan. Padahal sungai merupakan sumber daya alam yang tidak akan dinikmati masyarakat sekarang, tapi bisa puluhan sampai ratusan tahun ke depan untuk generasi mendatang.
“Maka Citarum harus dikelola secara berkelanjutan karena itu akan diwariskan. Tapi sekarang kita justru menciderainya,” katanya.
Perwakilan dari Green Initiative Indonesia (GIF) Ferry HS menambahkan tentang pentingnya untuk tidak mendikotomikan antara kelestarian lingkungan dengan kesejahteraan. Walau, ia mengakui, antara satu pihak dengan pihak lainnya memiliki tantangan berbeda yang sering kali sulit untuk disatukan.
“Oleh karena itu yang kami dorong melalui kegiatan ini adalag perubahan perilaku. Bahwa ini adalah tindakan bersama, dimana setiap tindakan pasti memiliki limbah tinggal bagaimana mengelolanya agar tidak mengganggu kesejahteraan bersama,” katanya.
Head of Corporate Sustainability PT Bank HSBC Indonesia Nuni Sutyoko mengatakan inisiasi tersebut merupakan bentuk partisipasi dalam program revitalisasi Sungai Citarum di tahun 2018 dan dukungan terhadap Program Citarum Harum yang sudah berlangsung sejak 2018. Lebih dari 1 tahun berjalan, projek revitallisasi Citarum memiliki beberapa catatan untuk ditindaklanjuti. Agar target dapat tercapai, revitalisasi Sungai Citarum memerlukan dukungan dari semua pihak, termasuk pelaku usaha dan komunitas yang berada di DAS Citarum.
“Kami meyakini nilai vital sungai bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. Untuk merehabilitasi Sungai Citarum, kolaborasi dan peran aktif dari semua pihak adalah kunci. Salah satu pendekatan yang kami lakukan yaitu mengedukasi dan menyediakan informasi yang berguna bagi peningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan perilaku sehat untuk menjaga kelestarian sungai, sehingga bisa tercipta kesejahteraan yang lebih baik dan pada akhirnya mendorong pembangunan ekonomi. Sementara bagi para pelaku usaha di sekitar sungai tersebut, kami memberikan apresiasi bagi mereka yang secara konsisten menerapkan prinsip keberlanjutan dalam usaha mereka,” katanya.
Berdasarkan hasil kajian HSBC, Yayasan KEHATI dan GIF, terdapat 3 program yang bisa membantu proses revitalisasi Sungai Citarum; pembentukan forum komunikasi bagi para pelaku usaha di DAS Citarum, program penghargaan bagi pelaku usaha di DAS Citarum yang berhasil menjalankan praktik usaha ramah lingkungan, dan penguatan komunitas.***