Kehadiran Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) sejak 12 Januari 1994 dimaksudkan untuk menghimpun dan mengelola sumberdaya yang selanjutnya disalurkan dalam bentuk dana hibah, fasilitasi, konsultasi dan berbagai fasilitas lain guna menunjang berbagai program pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia dan pemanfaatannya secara adil dan berkelanjutan.
Keberadaan Yayasan KEHATI tidak terlepas dari wujud pelaksanaan KTT Bumi di Rio de Janeiro tahun 1992 dan Deklarasi Tokyo tahun 1993 dimana pimpinan tiga negara yaitu Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia sepakat bekerja sama untuk membantu program pelestarian keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di Indonesia. Emil Salim, yang pada tahun 1993 telah selesai menjabat sebagai Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, diminta oleh Pemerintah Indonesia untuk membentuk organisasi non-pemerintah sebagai penampung dan pelaksana program keanekaragaman hayati dengan bantuan hibah dari Pemerintah Amerika Serikat. Dengan bantuan rekan-rekan tokoh organisasi non-pemerintah, seperti Koesnadi Hardjasoemantri, Ismid Hadad, Erna Witoelar, M.S. Kismadi, dan Nono Anwar Makarim, disusunlah anggaran dasar, organisasi dan program kerja Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia, disingkat KEHATI.
Hibah yang diperoleh dari Amerika Serikat ini berbentuk dana cadangan abadi (endowment fund). Dana abadi ini diputar di pasar modal dalam bentuk saham dan obligasi. Hasil dari perputaran dana ini diperoleh imbalan yang dipakai untuk membiayai program bantuan hibah yang dilaksanakan oleh mitra KEHATI. Bantuan KEHATI dapat berbentuk dana hibah, tenaga ahli, konsultasi dan berbagai bentuk fasilitasi bagi kegiatan LSM, KSM, lembaga penelitian, pendidikan dan pelatihan serta berbagai organisasi dan komponen masyarakat madani yang memiliki program dan kegiatan sejalan dengan program KEHATI, pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara adil dan berkelanjutan.
KEHATI bertindak sebagai katalisator untuk menemukan cara-cara inovatif dalam melestarikan, mengelola dan memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia secara berkelanjutan. Berbagai bentuk kerja sama dijalin dengan lembaga-lembaga yang dapat mendukung visi dan misi KEHATI, seperti pemerintah pusat dan daerah, komunitas bisnis, perguruan tinggi, LSM/KSM, asosiasi profesi, maupun media massa. Dukungan berbagai pihak tersebut di atas sangat diperlukan untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati Indonesia dari kemusnahan, sehingga manfaat dari kelestarian keanekaragaman hayati dapat dirasakan hingga generasi penerus kelak.

VISI
“Alam lestari untuk manusia kini dan masa depan anak negeri.”
Sebuah dunia dengan keanekaragaman hayati yang tumbuh utuh secara alami, dimana semua lapisan masyarakat bergerak bersama melestarikan dan meningkatkan nilai-tambahnya untuk memenuhi segenap kebutuhan hidup secara adil, bermartabat dan berkelanjutan.

  • MISI
    • Mengembangkan pengetahuan, kearifan lokal dan praktek-praktek pelestarian serta inovasi pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan yang berbasis ekosistem hutan, pertanian dan kelautan
    • Memperluas gerakan ekonomi hijau dan budaya lokal berbasis pelestarian dan pemanfaatan nilai tambah keanekaragaman hayati secara berkelanjutan di tingkat lokal, nasional dan global
    • Menggalang kekuatan angkatan muda millenial, khususnya masyarakat kota dan komunitas lokal untuk mendukung prinsip-prinsip dan praktek konservasi keanekaragaman hayati berdasarkan pola pembangunan berkelanjutan
    • Mendorong perbaikan tatanan kebijakan publik yang bersih dan terbuka di tingkat lokal hingga nasional untuk perbaikan tata kelola pelestarian dan pemanfaatan nilai tambah keanekaragaman hayati khususnya dan pembangunan berkelanjutan umumnya
    • Memperkuat dan mengembangkan sumber-sumber, sistem pendanaan dan mekanisme pembiayaan yang lebih inovatif dan beragam untuk memperbesar dampak pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan
    KEHATI selalu menjaga akuntabilitas dan transparasi dalam upaya untuk menjadi agen perubahan yang terpercaya dan berpengaruh dalam mencapai visi dan misinya bagi kelestarian keanekaragaman hayati dan pemanfaatannya secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.

Yayasan KEHATI merupakan lembaga nirlaba yang mengemban amanat untuk menghimpun, mengelola, dan menyalurkan dana hibah bagi pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati di Indonesia secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selama lebih dari dua dekade, KEHATI telah bekerja sama dengan lebih dari 1000 lembaga lokal yang tersebar dari Aceh hingga Papua, serta mengelola dana hibah lebih dari US$ 200 juta. Dana hibah tersebut antara lain berasal dari donor multilateral dan bilateral, sektor swasta, endowment fund, filantropi, dan crowd-funding.
Program-program KEHATI mengacu pada rencana strategis organisasi yang disusun setiap lima tahun dimana pada tahun 2019 KEHATI meluncurkan renstra terbaru untuk periode 2019-2023. Terdapat 4 pendekatan program (kewilayahan ekologi, pelibatan dan partisipasi publik, berbasis masyarakat lokal dan adat, dan tatakelola yang baik) dan 5 tujuan strategis sebagai berikut:
1. Program pelestarian dan pemanfaatan nilai-tambah keanekaragaman hayati secara berkelanjutan diterapkan secara lebih luas dan efektif serta mampu membangun kemandirian pelaksanaannya di lapangan.
2. Kebijakan dan regulasi terkait konservasi keanekaragaman hayati yang berkeadilan serta tata kelola yang baik disusun dan diterapkan berdasarkan hasil pembelajaran, kearifan lokal dan ilmu pengetahuan.
3. Dukungan publik dan peran serta masyarakat terhadap konservasi keanekaragaman hayati maupun perbaikan tatakelolanya menjadi lebih nyata, kuat dan meluas.
4. Sumber pendanaan konservasi keanekaragaman hayati lebih banyak dan beragam, lebih inovatif, serta lebih mudah di akses dan disalurkan.
5. Kelembagaan KEHATI menjadi lebih efektif, efisien, dan adaptif untuk mendukung tercapainya strategi dan tujuan program dalam jangka panjang.

Pelaksanaan program KEHATI dibagi ke dalam 3 ekosistem yaitu ekosistem kehutanan, ekosistem pertanian, dan ekosistem kelautan.
Ekosistem kehutanan memiliki 1 program strategis yaitu Taman Kehati (keanekaragaman hayati), sebuah kawasan pencadangan sumber daya alam (genetik) di luar kawasan hutan yang dikelola secara kolaboratif antara pemda dan masyarakat lokal. Program lainnya pada ekosistem kehutanan adalah agroforestri dan rehabilitasi hutan, penguatan kawasan konservasi hutan, monitoring satwa langka dan dilindungi, dan menghidupkan kembali area riparian/tepian sungai. Selain itu terdapat program khusus dalam ranah ekosistem hutan yaitu Tropical Forest Conservation Action (TFCA) untuk wilayah Sumatera (TFCA-S) dan Kalimantan (TFCA-K). TFCA merupakan skema pengalihan utang antara Pemerintah Amerika Serikat dengan Pemerintah Indonesia yang bekerja untuk mendukung dan memfasilitasi kegiatan konservasi hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan.
Ekosistem pertanian memiliki 1 program strategis yaitu pengembangan pangan lokal, upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan sumber pangan yang berasal dari daerah setempat seperti sorgum di Flores dan sagu di Papua. Program ekosistem pertanian lainnya adalah tatakelola perkebunan kopi berkelanjutan, konservasi bambu, dan pertanian organik. Program khusus dibawah ekosistem pertanian adalah Strengthening Palm Oil Sustainability (SPOS) yaitu program untuk mendukung pengelolaan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.
Ekosistem kelautan memiliki 1 program strategis yaitu konservasi mangrove, meliputi upaya pelestarian dan pemanfaatan berkelanjutan ekosistem mangrove, serta mitigasi perubahan iklim (blue carbon). Program ekosistem kelautan lainnya adalah konservasi terumbu karang, ekowisata berkelanjutan, dan pengelolaan sampah. Program khusus di ekosistem kelautan adalah Blue Abadi Fund (BAF), yaitu program konservasi laut di wilayah bentang laut kepala burung (bird’s head seascape) Papua Barat melalui penguatan pengelolaan Marine Protected Area (MPA) dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Program baru yang akan dikembangkan dalam 4 tahun kedepan adalah energi baru terbarukan, perikanan berkelanjutan, dan bioprospecting.

RIKI FRINDOS
Direktur Eksekutif

RONY MEGAWANTO
Direktur Program Pelestarian dan Pemanfaatan Berkelanjutan (PPB)

INDRA GUNAWAN DIAN PUTRA
Direktur Keuangan dan Administrasi

RIKA ANGGRAINI
Direktur Komunikasi dan Penggalangan Sumber Daya

SAMEDI
Direktur Program TFCA-Sumatera

PUSPA D. LIMAN
Direktur Program TFCA-Kalimantan

IRFAN BAKHTIAR
Direktur Program SPOS

ISMID HADAD
Ketua

EMIL SALIM
Anggota

BOENJAMIN SETIAWAN
Anggota

MARTHA TILAAR
Anggota

ARTHUR JOHN HANSON
Anggota

ERNA WITOELAR
Anggota

AMANDA KATILI NIODE
Anggota

HARIADI KARTODIHARDJO
Anggota

DARWIN CYRIL NOERHADI
Anggota

MOCHAMAD INDRAWAN
Anggota

FACHRUDDIN M MANGUNJAYA
Anggota

AMIR ABADI JUSUF
Ketua

GUNARNI SOEWORO
Anggota

MAS ACHMAD DANIRI
Anggota

ANI MARDIASTUTI
Anggota

LUKY ADRIANTO
Anggota